Sabtu, 29 Desember 2012

curhatku - mading 3 dimensi-

dear diary
beberapa waktu yang lalu, may be tanggal 15 september 2012 aku  ikud lomba di its. dan inilah yang ingin aku bilang, sebuah perjuangan amat sangat sulit telah aku lalui.  perjalanan yang tak mampu kulukiskan dengan selembar kertas pun. namun karena perjuangan itulah aku jadi tahu. inlah sebuah perlombaan sebenarnya bukan soaal piagam. bukan soal menang atau kalah tapi soal rasa 'ada'. saat aku bisa berteriak selepas lepasnya, saat aku menahan nafas karena ketakutan. aku bisa merasakan gundahnya.

awalnya aku ingin bilang lomba ini hanya semacam 'having holiday',. namun itu awalnya. ketika aku memulai semuanya, temanku ternyata tak ikut, namun itu sama sekali tak membuatku sedih (sejujurnya aku kecewa juga sih). aku dapat pengganti yang jauh lebih baik
nggak kebayang jika teman pertamaku jadi ikut, mungkin lomba ini cuma jadi kenagan kali yaa
:) penggantinya jauh lebih cekatan, n satu hal kreative.

 sebenarnya dari pihak sekolah kayanya tidak sepenuhnya merestui keberangkatan kami, karena tim sekolah sudah ada 2. namun kami memaksa, walau konsekwensinya, kami harus biaya sendiri. namun semua itu justru membuatku terpacu. aku harus bisa lebih baik dari tim sekolah, tak lebih dan tak kurang, aku hanya berharap bisa membuktikan, apa yang sekolah lakukan untuk tidak sepenuhnya merelakakn keberangkatan kami adalah salah total.

kami berusaha mewujudkan semuanya, demi sebuah pertunjukan, demi sebuah pembuktian

hari pertama,
jumat pulang sekolah
 aku merasa semangat, hari ini adalah hari pertama aku bisa memulai usahaku untuk menjadi seorang 'mading maker'. kami memulai untuk merealisasikan angan angan, ide demi ide bermunculan, hingga akhirnya kami memutuskan untuk membuat sebuah gelas ukur dan di letakkan bumi di atasnya.
kami berharap, bola bumi itu dapat berputar, sehingga menjadi poin plus untuk tim kami.
terus usaha dah

hari kedua
sabtu pulang sekolah
aku lupa ngapain aa, tapi kami emang munlai nyiapin kerangka mading. tiga temanku se team ada acara pramuka di sekolah. maklum, mereka aktifis sih.

hari ketiga,
minggu sore
kami melakukan konsultasi dengan guru kami, gimana caranya buat mading itu bisa gerak. padahal kerangka yang kami gunakan dari bambu, otomatis pusat masanya nggak jelas. sulit banget, ribet pokoknya. and, salah satu guru kami  bilang gini tau.
"ini bukan maksud kami untuk menyaakan kalian dengan orang kafir ya, tapi orang kafir itu kalau dikasih tau bilangnya kata nenek moyang kami dulu", rasanya aku kesobek sobek. terus kamu mo bilang aku kafir?. hatiku udah ancur banget. pembuatan mading sulitnya minta ampun. kami pulang hingga jam 8 malam, justru di katain begini?

hari ke empat
senen di sekolah
pelajaran seperti biasa sih, tapi selepas istirahat kedua, aku di panggil guru. kirain urusan lomba OSN, tapi bukan, ini soal mding. its okey, aku di salahin lagi. puas? hatiku udah marah banget. kaya di otakku udah ada sebongkah dendam, aku pokok harus menang, kami harus menag, apapun itu. kami harus buktikan kalau kami bisa. nggak sepert kata mereka

hari ke lima
selasa pulang sekolah
ada kabar buruk, salah satu teman kami harus mewakili sekolah mengikuti diklat lingkungan hidup ke Batu. suasana menjadi panas banget, udah ada tanda tanda kami menyerah. terlalu banyak masalah. kami udah ngak tau apakah semua ini akan tetap bertahan atau ngak, kita pusing banget.

hari ke enam, ke tujuh , kedelapan
rabu, kamis pulang sekolah
dengan mengerahkan bantuan teman teman, mulai teman sekelas sampai tetangga kelas kami lembur sampai malam melakuakn wawancara ke pangolah biogas dan kemana mana. jadwal kami padat banget. pusiiing banget. pressure tambah besar, kami makin  dekat pada kta menyerah. bahkan di detik detik terakhir ini kami udah nyiapin ensin buat membakar mading.

hari kesembilan
jumat pulang sekolah
nanti malam kami berangkat ke ITS. suasana tambah kalang kabut, konsep mading gerak yang telah kami godog ternyata tidak bisa di aplikasikan, kami bener bener bingung musti dimana. ngecat mading juga belum selesai, terlalu banyak hal yang di pertaruhkan. tapi tinggal selangkah lagi, kami harus usaha, apapun yang terjadi. kendala lain, kendaraan untuk membawa kami ke ITS mendadak ti dak bisa berangakat karena tak ada STNK. semua kalang kabut banget, saling menyalahkan. full maksimum pressure deh. akhirnya kamimencoba untuk memaksimalkan efek lighting, untung kami mendapat bantuan tenaga dari adik kelas yang mau dengan relanya membantu kami dan berangkat ke surabaya. dan alhamduilah urusan kendaraan clear juag,
malem tiba rencana berangkat jam seblas malam gagal, jam dua belas malam kami menyatroni rumah orang untuk meminjam bor, namun orang tersebut meminta kai untuk mengebor di rumahnya. oke , palang dengan diameeter 1,5 meter kami bawa kerumah orang tersebut yag jaraknya 3 km, lewat tengah sawah. cuma 2 cewek. tengah malam

waktu terus berlanjut, akhirnya jam satu kami mulai packing. jam dua dengn di iringi doa, akhirnya kai berangkat. semanagat.  

hari kesepuluh
di its,  sabtu
hari ini adalah hari lomba kami, kami harus elakukan penyemurnaan mading. dengan suasana hati yang dag dig duar, alhamdulilah tepat ketika magrib datang kami di nyatakan menjadi juara 1, dan dapat memerikan yang terbaik buat sekolah kami. membalikkan apa yang telah mereka bilang.

so friend, jangan takut gagal. semakin berat badai menerpa semakin bersar pula rasa manis yang akan kita dapatkan ketika berhasil. sebenarnya masih banyak sekali cerita yang belum aku ttuliskan, kaya kami yang patah semangat lalu kocar kaicir konsultasi, binung cari lampu, sampai ketika berangkat yang beratapkan langit, alias naik bak belakang pick up, dan suasana ketika kami pulag, suka duka, kai lewati hari hari itu, menjadi memori yang tak boleh terlupakan untukku.

special thank to, my team. everesty nurani, arifatul mustakimah, robby wedha putra, agusta tri, and my menejer muhammir.
lalu segunung makasih buat teman tema yang udah membantu.
muhhamad iqbal yag rela pulang jam 12 malem dan ngedodokin pintu tetangganya buat pinjam bor
nazun hanif yang udah nemenin ke biogas dan pulang malem
teman teman kelas XII ipa 4 yang gak mungkin di sebutin satu persatu namanya, yang udah ngeantu dengan segenap peluhnya.
buat ortu, buat guru guru, buat eangnya everesty yang di kotorin ruamahnya buat buat mading, buat tukang bangunan yan udah ngasih bungkus semen dan seluruh manusia yang membuat apa yang kami uasahakan in terwujud.
dan gak kalah pentting dan gak boleh terlupa. Alloh yang udah memberikan jalan buat kami, kesehatan kami, dan segala anugerahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar